Jabatan Gerejawi Menurut Calvin Dan Implikasinya Bagi Organisasi Dan Tata Gereja Di Masa Kini

  • Roy D. Tamaweol Universitas Kristen Indonesia Tomohon
Keywords: Jabatan, Gereja, Calvin

Abstract

Dalam perjalanan gereja di dunia, harus diakui bahwa kadang pergumulan dan persoalan dihadapi. Berbagai persoalan dunia masa kini seakan menghadang jalan kembara gereja. Gereja dituntut untuk dapat menjawab berbagai tantangan yang menantinya. Berbagai tantangan yang datang baik dari luar maupun dari dalam gereja, membuat gereja harus mengevaluasi diri. Salah satu upaya yang dapat dilakukan gereja adalah dengan menoleh ke belakang pada sejarah yang berharga dan memberi banyak pelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menolek ke 470 tahun yang lalu ketika Yohanes Calvin mengemukakan pemikiran-pemikirannya tentang jabatan gerejawi. Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan terhadap literatur-literatur teologi untuk menemukan gagasan-gagasan Calvin tentang jabatan gerejawi. Melalui penelusuran tersebut didapati bahwa bagi Calvin, tidak ada jenjang jabatan gerejawi dalam sistem presbiterial-sinodal, namun terdapat empat jabatan dengan fungsi dan tugas yang berbeda yaitu: pendeta, doktor, penatua, dan diaken. Dengan mengingat bahwa kepejabatan gerejawi adalah anugerah Allah maka para pejabat gereja, apapun tugas dan fungsinya, harus bertanggung jawab kepada Allah, dalam pelayanannya.

Published
2020-01-30
How to Cite
Tamaweol, R. D. (2020). Jabatan Gerejawi Menurut Calvin Dan Implikasinya Bagi Organisasi Dan Tata Gereja Di Masa Kini . Educatio Christi, 1(1), 17-24. Retrieved from https://ejournal.teologi-ukit.ac.id/index.php/educatio-christi/article/view/6
Section
Articles